Pakar pemerintahan Prof. Djohermansyah Djohan memberikan pandangannya terhadap dinamika politik terkini.
Khususnya terkait pembentukan kabinet dan persiapan Pilkada.
Dalam pandangan Prof. Djohermansyah mengkritisi tindakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggapnya masih aktif 'cawe-cawe'.
Menurut Prof. Djohermansyah, Jokowi masih cawe-cawe dalam penentuan komposisi kabinet meski masa jabatannya akan segera berakhir.
"Presiden Jokowi masih sangat aktif terlibat dalam pembentukan kabinet, menunjukkan bahwa pengaruhnya dalam politik masih sangat kuat," ujar Prof. Djohermansyah dikutip dari youtube Abraham Samad.
Prof. Djohermansyah juga menyoroti praktik politik yang dinilai kurang bersih.
Di mana kursi menteri cenderung diberikan berdasarkan pertimbangan politik dan dukungan politis.
Bukan semata-mata berdasarkan kualifikasi dan kapasitas profesional.
"Saya melihat ada kecenderungan kursi menteri lebih banyak diberikan kepada mereka yang mendukung politik presiden, bukan karena kualitas dan kapabilitas mereka dalam menjalankan tugas," tambahnya.
Di sisi lain Prof. Djohermansyah memberikan apresiasi terhadap potensi calon presiden Prabowo Subianto dalam menyusun kabinet yang lebih ramping dan didominasi oleh profesional.
Prof. Djohermansyah menekankan "Jika terpilih sebagai presiden, Prabowo diharapkan mampu membentuk kabinet yang efisien dan efektif."
"Dengan menitikberatkan pada kualitas dan kapabilitas menteri," ungkap Prof. Djohermansyah.
Tak hanya soal kabinet Prof. Djohermansyah juga mengomentari persiapan Pilkada yang semakin mendekati.
Ia mengingatkan pentingnya Pilkada yang adil dan bebas dari intervensi politik yang berlebihan.
Prof. Djohermansyah menjelaskan "Kita harus memastikan bahwa Pilkada berjalan secara fair dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik tertentu."
"Sehingga masyarakat dapat memilih pemimpinnya dengan sungguh-sungguh," tutup Prof. Djohermansyah.***