Amien Rais, yang dikenal sebagai bapak reformasi, kembali melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam video di channel YouTube pribadinya, Amien Rais membeberkan sejumlah kegagalan Jokowi saat menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Amien Rais menjelaskan bahwa kritiknya didasarkan pada fakta dan data yang tidak terbantahkan, bahkan ia memamerkan sebuah artikel yang membahas mengenai dirinya.
“Kebetulan saya punya dokumen lama yang saya print sudah 11 tahun yang lalu dari inilah.com. Judulnya 'Memahami Kritik Amien Rais pada Jokowi,'” ungkap Amien.
Menurut Amien Rais, kontrol publik terhadap pejabat, termasuk Jokowi, sangat penting apalagi Indonesia sebagai negara demokrasi.
“Di situ ditulis antara lain kontrol publik terhadap pejabat publik semestinya senantiasa ditujukan tak terkecuali pada Jokowi. Di sinilah letak rasionalitas Amien Rais. Ia ingin membangunkan publik dari 'Nina Bobo' Jokowi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Amien Rais mengungkapkan bahwa catatan prestasi Jokowi sebagai Wali Kota Solo tidaklah bagus dan menjadi sebuah kegagalan.
Berdasarkan data dari inilah.com, angka kemiskinan di Solo meningkat selama masa kepemimpinan Jokowi.
“Jika melongok data BPS (Badan Pusat Statistik), terungkap selama 10 tahun terakhir kepemimpinan Joko Widodo di Solo, kemiskinan justru kian meningkat dari tahun ke tahun,” jelasnya.
Ia merinci data kemiskinan di Solo pada masa jabatan Jokowi: “Seperti tahun 2010 kemiskinan di Kota Solo mencapai 13,34%. Disusul berturut-turut 2006 itu 15,21%, 2007 13,64%, 2008 16,13%, 2009 14,99%, 2010 13,98%, dan 2011 16%. Nah, ini otentik, tidak ngarang.”
Amien Rais menegaskan bahwa kritiknya terhadap Jokowi semakin ditingkatkan setelah Jokowi menjadi presiden.
“Begitu Jokowi jadi presiden, tentu saya tingkatkan kritik atau koreksi saya, dan pasti kritik saya berdasarkan fakta yang tidak terbantahkan,” tutupnya.
Amien Rais dengan bangga merasa bahwa dirinya selalu mengritik dengan benar dengan bukti-bukti konkret.
Selama masa pemeritahan presiden Jokowi, Amien Rais selalu santer melontarkan berbagai macam analisisnya sebagai bentuk kritik.
Baginya, hal itu akan membuat pemerintah tidak sewenang-wenang terhadap kekuasaan, apalagi memnafaat jabatan demi kepentingan pribadi bukan rakyat.***