Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi atau DEMA FDIKOM UIN, Najib Jayakarta, mengatakan ada banyak mahasiswa baru yang keberatan dengan kenaikan uang kuliah tunggal alias UKT di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Najib menilai pihak kampus saat ini menjebak mahasiswa baru yang sudah diterima melalui jalur undangan atau SPAN PTKIN 2024.
"Kami masih mendata mahasiswa yang tidak mampu bayar itu ada berapa karena saat ini jatuhnya UIN Jakarta itu sedang menjebak mahasiswa yang sudah diterima lewat jalur undangan," kata Najib saat dihubungi Rabu, 8 Mei 2024.
Sebagai informasi, protes ini ditujukan atas surat keputusan atau SK Rektor Nomor 512 Tahun 2024 tentang "Perubahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada Program Sarjana di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta TA 2024/2025." Najib menjelaskan mahasiswa baru yang sebelumnya telah diterima pada jalur prestasi mengetahui besaran biaya kuliah melalui kebijakan UKT 2023.
Dilansir dari laman resmi UIN Jakarta, pihak kampus mempublikasikan perubahan UKT itu pada 16 April 2024. Setelah mahasiswa baru diterima, kata Najib, rektorat mengeluarkan kebijakan baru dengan kenaikan UKT 30 hingga 50 persen lebih, dengan kenaikan rata-rata Rp 2 hinga 3 juta.
"Misalnya di jurusan saya (Kesejahteraan Sosial) itu salah satu yang mengalami kenaikan yang paling tinggi yang di golongan tujuhnya. Tahun lalu itu sebesar Rp 5,3 juta, sekarang naik jadi Rp 8 juta. Itu mengalami kenaikan yang sangat drastis," ucapnya.
Adapun kenaikan biaya kuliah tersebut, menurut Najib, tidak diimbangi dengan fasilitas kampus yang memadai atau terbaru, "Kenapa naiknya tinggi sekali di jurusan ini, sedangkan di jurusan lain naiknya hanya ada yang sejuta atau 2 juta."
Jurusan yang paling tinggi kenaikan UKT-nya adalah Kedokteran dan Pendidikan Dokter dengan kenaikan sebesar Rp 5 juta dari yang semula kelompok 7 sebesar Rp 45 juta kini menjadi Rp 50 juta.
Mahasiswa prodi Kesejahteraan Masyarakat angkatan 2020 itu mengungkap, tak sedikit mahasiswa yang mengeluh hingga terancam putus kuliah. "Ada yang bilang kayaknya keberatan kalau misalnya harus membayar segini. Jadi mereka saat ini masih memperjuangkan, berusaha untuk mendapatkan uang tersebut."
Meski pihak kampus telah memperpanjang proses daftar ulang hingga 10 Mei nanti, para mahasiswa UIN Jakarta tetap keberatan karena pemberitahuan itu terlalu mendadak. Terlebih, bagi mahasiswa baru yang harus membayarkan secara penuh biaya UKT tersebut karena bantuan-bantuan yang diterima, seperti KIP dan KJMU baru bisa didapat untuk semester kedua.
"Mahasiswa baru mau tak mau harus mencari cara mendapatkan fresh money untuk bayar UKT ini sendiri. Sedangkan ada tenggat waktunya," tuturnya.