Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Tak Terduga! Ini Ternyata Alasan Bank RI Tiba-tiba Kebanjiran Uang

 

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,21% secara tahunan (yoy) per April 2024. Dari catatan CNBC Indonesia, angka pertumbuhan DPK ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2022.

Pertumbuhan DPK ini pun jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya 3,8% pada Desember 2023. Sebagai catatan, masalah ketatnya likuiditas sempat menjadi sorotan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Saat itu, Presiden menilai banyaknya instrumen yang dirilis Kemenkeu dan BI memicu perebutan likuiditas di pasar. Hal tersebut tak terbukti. BI mengungkapkan DPK mulai naik perlahan sejak Februari hingga April lalu.

Deputi Gubernur BI Juda Agung menegaskan penyumbang pertumbuhan DPK berasal dari korporasi. Hal ini dipandang BI cukup positif.

"Artinya korporasi profitables sehingga mereka punya ekses yang ditempatkan di DPK," ujar Juda dalam paparan hasil RDG, Rabu (22/5/2024).

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro membenarkan kondisi ini. Senada, menurutnya, korporasi menjadi penopang DPK saat ini. Adapun, keuntungan korporasi disebabkan oleh harga komoditas yang tidak mengalami penurunan tajam.

"Pertumbuhan DPK banyak disupport juga oleh Corporate karena diantaranya ditopang dari pendapatan sektor komoditas yang harga rata-ratanya sepanjang tahun ini tidak turun banyak," kata Andry.

Harga batu bara acuan masih melanjutkan penurunan saat ini. Hal ini dipicu oleh tekanan terhadap kekuatan dolar AS kembali terulang setelah risalah the Fed yang menunjukkan bank sentral AS masih hawkish.

Kendati demikian, harga batu bara tetap di atas kisaran US$ 120 per ton. Menurut data Refinitiv Harga batu bara ICE Newcastle kontrak Juni pada penutupan perdagangan sebelum libur, Jumat (24/5/2024), mencapai US$ 143,3 per ton, melemah 1,10% dalam sehari.

Sementara itu, harga minyak terbilang stabil di tengah isu kecelakaan pesawat Presiden Iran dan serangan Israel ke Rafah, Palestina.

Pada penutupan perdagangan Jumat (24/5/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melesat 1,11% di level US$77,72 per barel. Namun sayangnya, dalam sepekan minyak mentah WTI masih mencatatkan penurunan sebesar 2,92%.

Adapun, harga minyak mentah Brent yang ditutup melesat pada perdagangan Jumat (24/5/2024) dengan terapresiasi 0,93% di level US$82,12 per barel. Namun, dalam sepekan minyak mentah Brent tercatat merosot 2,21%.

Sumber Berita / Artikel Asli : CNBC Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved