Kasus pembunuhan Vina Cirebon dan kekasihnya, Eky saat ini sudah memasuki babak baru. Satu dpo yang 8 tahun buron, Pegi Setiawan alias Pegi alias Perong telah berhasil ditangkap Polda Jabar.
Direktur Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Pol Surawan mengatakan bahwa Pegi ialah otak pembunuhan Vina dan kekasihnya Muhammad Rizky alias Eky di Cirebon pada Agustus 2016.
Surawan menegaskan hal tersebut berdasarkan pemeriksaan identitas pelaku dan STNK dari sepeda motor yang digunakan pelaku saat melakukan aksinya di Cirebon.
"Kita yakinkan bahwa PS adalah ini, STNK (sepeda motor) yang digunakan saat kejadian kita mengamankan. Kita cek kartu keluarga, ini adalah Pegi Setiawan," kata Surawan di Bandung, Minggu (26/5/2024).
Mundur ke belakang, Vina dan Eky awalnya ditemukan tak bernyawa dan dilaporkan sebagai korban kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan putusan PN Cirebon pada sidang 5 tersangka pembunuh Vina Cirebon terkuak siapa sosok yang pertama melihat kondisi Vina dan Eky tak bernyawa di Fly Over Talun, Cirebon.
Mengutip dari laporan putusan PN CIREBON Nomor 4/Pid.B/2017/PN CBN tertanggal 26 Mei 2017, Eky dan Vina awalnya dilaporkan sebagai korban kecelakaan lalu lintas.
Sabtu 27 Agustus 2016, Bripka Suja, anggota Polsek Talun mendapat laporan dari masyarakat ada kecelakaan lalu lintas di Jalan Pangeran Cakrabuana di atas fly over Talun, Kabupaten Cirebon.
Bripka Suja dalam kesaksian di persidangan mengatakan saat itu ia berada di Polsek karena sedang piket. Laporan kecelakaan ia terima pada pukul 22:30 WIB.
Menariknya, saksi kunci Aep dalam pengakuan terbaru mengatakan bahwa Vina dan Eky dikejar gerombolan pelaku sekitar pukul 23:00 WIB.
Suja kemudian datang ke TKP bersama dengan KA SPKT Aiptu H. Supardi. Aiptu Supardi datang juga bersama salah satu perangkat desa yang bernama Suroto.
Menurut keterangan saksi Suja, saat ia datang TKP sudah dipenuhi oleh banyak orang. Suja menjelaskan bahwa ia bersama Aiptu Supardi melihat kondisi korban Vina dan Eky.
"Bahwa sampai di lokasi saksi melihat 1 (satu) korban laki-laki dan 1 (satu) korban perempuan tergeletak di median jalan sedangkan 1 (satu) unit kendaraan sepeda motor yamaha xeon warna hijau yang tergeletak dijalan sejajar dengan korban perempuan," tulis laporan hasil putusan PN Cirebon, seperti dikutip Selasa (28/5).
Aiptu Supardi kemudian menghubungi Patroli Polsek Talun, selang 10 menit, datang Aiptu Tatang Saripudin, Aipda Muhammad Suhardi dan Bripka Endi datang dengan kendaraan ranger.
Di laporan itu juga disebutkan kondisi Vina dan Eky yang ditemukan tak bernyawa di fly over Talun.
Hidung Eky banyak mengeluarkan darah, sementara kepala bagian belakang dan tangan kanan juga dalam posisi tidak semestinya. Kondisi Eky sudah tidak bergerak.
Sementara untuk korban Vina, menurut kesaksian dari Bripka Suja, wanita bernama lengkap Vina Dewi Arsita itu dalam kondisi merintih dengan mengalami luka di hidung dan kaki sebelah kanan bagian lutut.
Petugas kepolisian itu kemudian mengantarkan korban Eky dan Vina ke RSUD Gunung Jati. Dari keterangan dokter di rumah sakit, Eky sudah meninggal dunia dan Vina masi berada di IGD.
Identitas Vina baru diketahui pada Minggu 28 Agustus 2016 dinihari sekitar pukul 04:00 WIB, setelah ada pihak keluarga yang menghubungi petugas kepolisian.
Sementara untuk Eky diketahui identitasnya dari warga yang mengatakan bahwa korban ialah anak dari Rudiana. Dari keterangan saksi Bripka Suja di laporan itu juga dijelaskan bahwa tidak melihat ada ada pecahan helm, gesekan ban dan jejak rem.
Kesaksian Aep di Kasus Vina Cirebon
Sementara itu, salah satu pemuda asal Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Aep (30) menjadi salah satu saksi dalam kasus tersebut. Dia mengaku, telah menjadi saksi dalam kasus Vina Cirebon sejak awal kejadian berlangsung.
“Dari 2016 (diperiksa polisi jadi saksi),” kata Aep saat ditemui wartawan termasuk Suara.com, Kamis (23/5/2024).
Di Cirebon, Aep merupakan seorang pekerja di salah satu bengkel cuci mobil yang lokasinya tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).
Aep menceritakan, kasus Vina Cirebon terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Saat peristiwa berlangsung dirinya sedang berada di sebuah warung dekat lokasi kejadian.
Saat itu, dia melihat korban melintas dengan sepeda motor dan tak lama dilempari batu oleh kelompok remaja yang sedang kumpul di dekat lokasi kejadian.
"Kejadian itu kebetulan saya lagi di warung terus ada pengendara motor yang berseragam XTC lewat terus langsung dilempari batu,” ucap Aep.
Setelah itu, Aep melihat sekelompok remaja itu mengejar korban. Dia memperkirakan jumlah remaja itu ada sekitar 8 orang.
“Terus di kejar-kejar. Di situ juga anak-anak ada sekitaran 8 orang. Cuma yang memepet itu ada 4 motor,” ujarnya.
Aep yang merasa takut pun langsung meninggalkan lokasi. Dia mengaku setelah itu tak tahu lagi peristiwa apa yang terjadi dengan Vina dan kekasihnya.
Meski begitu, Aep memastikan bahwa kematian Vina dan kekasihnya bukan karena kecelakaan.
“Engga (bukan kecelakaan) memang itu yang saya lihat,” tegas Aep.
Aep mengaku, dirinya tidak mengenal dengan para pelaku yang mengejar Vina dan kekasihnya pada saat kejadian.
Namun, dia sering melihat para pelaku kumpul di depan sebuah tempat tongkrongan yang ada di depan tempat kerjanya.
“Ya cuma mengenal wajah (pelaku) saja cuma nama-nama saya tidak tau. Gak ada (hubungan) sebatas teman tidak ada. Ini saya tau aja itu anak-anak sering nongkrong di sana depan bengkel saya,” ucapnya.