Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai hubungan politik antara Wakil Presiden (Wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak bisa lagi diselamatkan sejak dirinya berpasangan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Dan menurutnya pernyataan elit PDIP bahwa Gibran dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukan lagi kader merupakan bentuk penegasan keduanya bisa berpisah jalan karena hubungan politik sudah tidak bisa diselamatkan.
"Saya kira memang hubungan antara PDIP dan Gibran ini kan wassalam ya, sudah tak lagi bisa diselamatkan, apapun judulnya titik gempa bumi politiknya itu ketika Gibran maju dalam Pilpres 2024 berpasangan dengan Prabowo Subianto, jadi praktis setelah itu memang hubungan antara Gibran dan PDIP sudah tak bisa diselamatkan lagi dalam konteks" ucapnya.
"Jadi kalau ada pernyataan dari elit PDIP bahwa Jokowi dan Gibran itu bukan kader ya saya kira itu adalah sebagai bentuk penegasan di mana memang secara substansi, pikiran, kepentingan, dan chemistry politis, Giban dan PDIP ya sudah bisa berpisah jalan dan saya kira hubungan politiknya tak lagi bisa diselamatkan, saya kira di situ konteksnya," imbuhnya, dikutip populis.id dari YouTube KOMPASTV JAWA TIMUR, Selasa (27/5).
Sebelumnya, Ketua Kehormatan DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Komarudin Watubun kini menjelaskan soal status Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka di partainya. ia menilai Presiden Jokowi dan Gibran bukan lagi bagian dari partai berlambang kepala banteng itu.
Khusus Gibran, ia menceritakan bagaimana putra sulung Jokowi itu menegaskan tetap berada dalam partai kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bahkan, hal tersebut disampaikan di atas mimbar dalam forum rapat kerja nasional (Rakernas).
"Gibran itu sudah bukan kader partai lagi saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu (menjadi cawapres Prabowo Subianto)," ujar Komarudin di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/4/2024) malam, dikutip dari Republika.
Ia juga mengungkapkan bahwa Jokowi juga bukan merupakan bagian dari partai berlambang kepala banteng itu. Terutama setelah Jokowi dianggap berpihak kepada pasangan calon nomor urut 2 itu. "Orang (Jokowi) sudah di sebelah sana, bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan, yang benar saja," ujar Komarudin.