Protes mahasiswa yang menentang serangan Israel ke Gaza, Palestina, menyebar.
Kini demonstrasi dilakukan di kampus-kampus Eropa, seperti Belanda, Jerman, Prancis, Swiss, dan Austria.
Perlu diketahui, demo mahasiswa hingga kini masih terus terjadi di AS, meminta divestasi kampus dengan Israel.
Mereka menginginkan kemitraan kampus dengan lembaga-lembaga Israel diakhiri dan menekan pemerintah AS mendesak Israel melakukan gencatan senjata.
Namun sama seperti demo di AS, dalam laporan AFP terbaru Rabu (8/5/2024), demo mahasiswa di Eropa juga bentrok dan berujung dengan penangkapan.
Ratusan pengunjuk rasa di Universitas Amsterdam misalnya, diserang dengan pentungan setelah menolak meninggalkan kampus, Selasa.
Tenda-tenda yang mereka bangun dihancurkan aparat. Sebelumnya Senin, polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa total 169 orang telah ditangkap ketika petugas membubarkan protes.
Di kota Leipzig, Jerman timur, 50 hingga 60 orang memenuhi ruang kuliah pada Selasa sore. Mereka mengibarkan spanduk bertuliskan "Pendudukan universitas melawan genosida".
Para pengunjuk rasa membarikade pintu ruang kuliah dari dalam dan mendirikan tenda di halaman. Universitas kemudian memanggil polisi pada sore harinya dan mengajukan tuntutan pidana.
Sebelumnya, demo juga terjadi di universitas di Berlin. Namun polisi membubarkan demonstrasi setelah 80 orang mendirikan tenda protes di halaman kampus.
Para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mengenakan keffiyeh yang menjadi simbol perjuangan Palestina. Mereka duduk di depan tenda dan mengibarkan spanduk
"Mahasiswa mencoba memasuki ruang kuliah dan menempatinya," kata keterangan kampus.
"Universitas kemudian memanggil polisi untuk membubarkan protes tersebut," tambah universitas seraya mengatakan properti rusak sementara kelas-kelas di beberapa gedung ditangguhkan pada hari itu.
Di Paris, polisi juga melakukan intervensi di universitas Sciences Po yang bergengsi di Paris. Aparat melakukan itu untuk membubarkan sekitar 20 mahasiswa yang membarikade diri mereka di aula utama universitas.
"Polisi mengambil tindakan untuk mengizinkan siswa lain mengikuti ujian mereka dan melakukan dua penangkapan," ujar jaksa Paris.
Pengunjuk rasa menuntut universitas tersebut mengungkapkan kemitraannya dengan institusi-institusi Israel. Sekitar 13 mahasiswa melakukan mogok makan.
"Di dekat gedung universitas Sorbonne, polisi juga mengusir sekitar seratus mahasiswa yang menduduki amfiteater selama dua jam untuk memprotes Gaza," kata sumber polisi.
Sementara itu di Swiss, protes menyebar ke tiga universitas di Lausanne, Jenewa dan Zurich. Di Austria, puluhan pengunjuk rasa berkemah di kampus Universitas Wina, mendirikan tenda dan memasang spanduk sejak Kamis malam pekan lalu.
Perang di Jalur Gaza dilancarkan Israel sejak Oktober 2023. Serangan itu telah menewaskan 34.789 orang di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Saat ini Israel juga mencoba memasuki Rafah, benteng terakhir pengungsi Gaza yang berbatasan dengan Mesir.
Bukan hanya serangan udara, serangan darat dengan tank-tank mulai menembus pintu penyeberangan Rafah.
Dalam laporan terbaru PBB, disebut bahwa lembaga itu kini ditolak masuk ke Rafah. Ini dikatakan mengkhawatirkan membuat bantuan kemanusiaan berhenti di sana.