Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto menilai pendidikan dan IQ rendah masyarakat harus dipertahankan melihat kemenangan paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Pasalnya dari kemenangan Prabowo-Gibran menunjukkan masyarakat dengan pendidikan dan IQ rendah bisa diarahkan memilih seorang calon menggunakan iming-iming bantuan sosial (bansos) serta janji manis, sehingga bisa digunakan kembali di Pilpres 2029.
"Pelajaran yang bisa dipetik dari kemenangan Prabowo-Gibran adalah, pendidikan masyarakat yang 70% hanya tamat SD dan ber-IQ rendah harus dipertahankan. Maka, pada 2029 nanti bisa dikibuli lagi dengan Bansos dan janji manis," ungkap Gigin, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (23/4).
Sekadar informasi, LSI merilis survei yang dilakukan pada 19-21 Februari 2024 mengenai korelasi antara penerima bantuan sosial (bansos) pemerintah dengan dukukungan terhadap kandidat di Pilpres 2024.
Hasil survei menunjukkan 24,8 persen responden mengaku menerima bansos dari pemerintah, dari jumlah tersebut, 69,3 persen mengaku mencoblos paslon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Di kalangan penerima bansos, dukungannya paling banyak kecenderungannya ada pada pasangan 02," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam rilis temuan LSI pada Minggu (24/2/2024), secara daring, dikutip dari Kompas.
Dan kemudian terdapat 54 persen responden yang memilih Prabowo-Gibran mengaku tidak menerima bansos.
"Tingkat dukungan masyarakat yang mengaku tidak menerima bansos terhadap 02 itu lebih rendah dibanding dengan (dukungan) masyarakat yang menerima bansos kepada 02," ujar Djayadi.