Mahkamah Konstitusi sudah membuat keputusan.
Yakni menolak gugatan kubu Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan Ganjar-Mahfud.
Keputusan MK ini menimbulkan kekecewaan dari kubu lawan Prabowo-Gibran, maupun yang tidak suka dengan Pemerintahan Presiden Jokowi.
Sebab, Jokowi disebut-sebut berada di balik kemenangan kubu Prabowo-Gibran.
Salah satu yang kecewa dengan putusan MK adalah aktor Fedi Nuril.
Fedi Nuril juga sangat tidak terima dan geram dengan putusan MK yang menilai bahwa Presiden Jokowi tidak melakukan nepotisme dalam pencalonan anaknya Gibran, sebagai cawapres.
Karenanya Fedi Nuril menyatakan dirinya harus mempersiapkan anak-anaknya melawan calon presiden dari silsilah Jokowi di masa mendatang.
Hal itu diungkapkan Fedi Nuril dalam akun media sosal X-nya @realfedinuril, Selasa (23/4/2024).
"Kalau MK sudah menilai Jokowi tidak melakukan nepotisme dalam pencalonan Gibran, berarti gue harus mempersiapkan anak2 gue untuk melawan capres2 dari silsilah Jokowi," kata Fedi Nuril sambil menyematkan pemberitaan Kompas TV di narasinya tersebut.
Aktor pemeran film Ayat-Ayat Cinta dan Perempuan Berkalung Sorban itu juga membalas komentar salah satu warganet yang menilainya memiliki dendam kesumat dengan presiden terpilih Prabowo Subianto serta memintanya untuk mengaji yang benar.
"Gue ada dendam kesumat apa?
“Ngaji perbaiki yg bener” Sodorin cermin buat pendukung penculik," kata Fedi Nuril sambil menyematkan gambar surat putusan Dewan Kehormatan Perwira yang memberhentikan Prabowo sebagai prajurit TNI karena sejumlah pelanggaran termasuk penculikan aktivis mahasiswa lewat Tim Mawar Kopassus.
Sejak awal aktor Fedi Nuril berani menyuarakan masa kelam Prabowo Subianto.
Seperti diketahui, Prabowo Subianto yang merupakan mantan menantu Presiden ke-2 RI Soeharto, diduga terlibat kasus penculikan para aktivis 1998.
Akibat kasus yang dianggap pelanggaran HAM berat itu, Prabowo pun dipecat dari institusi TNI AD.
Sayang, pengungkapan kasus pelanggaran HAM berat ini tak bisa dilakukan, meski sudah berganti presiden beberapa kali.
Bahkan, semasa kampanye 2014, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menyuarakan keberaniannya membongkar kasus itu, namun semua hanya isapan jempol belaka.
Melihat realita itu Fedi Nuril terpanggil untuk mengingatkan rakyat Indonesia, minimal generasi muda.
Bahkan Fedi Nuril sempat menjadi trending topic di Twitter atau X karena ia membahas soal Prabowo Subianto.
Tak hanya tegas memastikan diri tak akan memilih paslon capres nomor urut 02 dalam pemilu nanti, Fedi Nuril juga menyinggung soal kasus penculikan aktivis 1998.
Hal itu kemudian membuat Fedi Nuril diserang banyak netizen, karena dianggap masih membahas soal isu usang.
“Masih saya bahas karena belum diadili dan masih ada yang belum pulang, entah masih hidup atau mati,” tegas Fedi Nuril dikutip Tribunnews.com, Rabu (7/2/2024).
“Dari 2007 sampai sekarang, ‘Aksi Kamisan’ masih dilakukan tiap Kamis di depan Istana Negara,” lanjut Fedi Nuril.
Diserang dengan narasi tidak tahu apa-apa soal tahun tersebut, Fedi Nuril langsung mengklaim dirinya sudah cukup dewasa untuk memahami dugaan peristiwa penculikan para aktivis di 1998.
“Waktu kejadian, gue udah SMA dan sampai sekarang pun masih jajan cireng,” kata Fedi Nuril.
Semakin bersuara, Fedi Nuril tak henti diserang pendukung dari paslon nomor urut 02 terutama Prabowo Subianto.
Fedi Nuril disebut membawa narasi yang basi di media sosial karena terus membahas soal dugaan penculikan.
Ia dengan tegas tidak peduli karena ingin menyampaikan suaranya.
“Gue nggak peduli narasinya udah basi atau nggak. Gue cuma mau bersuara,” ungkap Fedi Nuril.
Sekadar informasi, Fedi Nuril sempat menghebohkan jagat media sosial khususnya twitter lewat cuitan tentang pilihan politiknya jelang Pilpres 2024.
Fedi Nuril mengklaim belum tahu akan memilih siapa di Pemilu 2024 nanti.
Namun ia memastikan tak akan memilih paslon nomor urut 02,Prabowo-Gibran.
Jokowi Senang Tuduhan Tak Terbukti
Presiden Jokowi akhirnya merespons putusan sidang Mahkamah Konstitusi.
Diketahui, MK menolak permohonan sengketa hasil Pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
Jokowi menyebut, pemerintah menghormati hasil putusan MK tersebut.
"Pemerintah menghormati putusan MK yang final dan mengikat," kata Jokowi saat diwawancara wartawan di halaman SMKN 1 Rangas Mamuju, Sulbar, Selasa (23/4/2024).
Jokowi juga menyebut pertimbangan hukum dari hakim MK seakan menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan yang dilayangkan kepada pemerintah saat ini tidak terbukti.
Tuduhan yang dimaksud Jokowi seperti intervensi aparat sampai politisasi bantuan sosial.
"Pertimbangan hukum dari putusan MK yang juga menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan kepada pemerintah seperti kecurangan-kecurangan intervensi aparat kemudian politisasi bansos kemudian mobilisasi aparat, ketidaknetralan kepala daerah telah dinyatakan tidak terbukti.
Ini yang terpenting bagi pemerintah ini," ujar Jokowi.
Jokowi pun mengajak semua pihak untuk bersatu pasca adanya putusan hakim Mahkamah Konstitusi.
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah mendukung proses transisi dari pemerintah sekarang hingga ke pemerintah baru nantinya.
"Dan menurut saya ini saatnya kita bersatu karena faktor eksternal geopolitik betul betul menekan ke semua negara.
Saatnya bersatu bekerja membangun negara kita dan pemerintah mendukung proses transisi dari pemerintahan sekarang ke nanti pemerintahan baru, sekarang MK sudah tinggal nanti penetapan KPU besok," tandas Jokowi.
Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutus menolak permohonan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam sidang pembacaan putusan, Senin (22/4/2024).
MK menyatakan seluruh dalil permohonan sengketa itu tidak beralasan menurut hukum, sehingga majelis hakim menolak permohonan para pemohon itu seluruhnya. (*)