Berkeliling dunia menjadi salah satu impian besar bagi hampir semua orang. Mengunjungi berbagai negara yang ada di bumi, tentu menawarkan pengalaman tak terlupakan, mulai dari segi keindahan alam dan budaya yang ditawarkan hingga kekayaan adat dan tradisi yang mengakar di tengah masyarakat lokal.
Untuk mengunjungi suatu negara, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Tidak hanya dari sisi biaya dan pilihan destinasi wisatanya, tetapi juga kondisi keamanan wilayahnya. Dengan demikian, perjalanan menjadi menyenangkan, sejak tiba hingga kembali pulang ke negara asal.
Negara Paling Tidak Aman di Dunia
Institut Ekonomi dan Perdamaian (IEP) menganalisis tingkat perdamaian 163 negara yang mencakup 99,7 persen populasi dunia dan dituangkan dalam laporan bertajuk Indeks Perdamaian Global 2023. IEP menggunakan 23 indikator kualitatif dan kuantitatif, seperti konflik yang berkelanjutan, militerisme, dan situasi politik. Semakin besar skor yang didapatkan, maka negara tersebut tidak aman.
Adapun top 10 negara paling berbahaya di dunia berdasarkan indeks perdamaiannya sebagai berikut:
1. Afganistan
Afganistan meraih skor indeks perdamaian sebesar 3,448 pada 2023, lebih rendah dari tahun sebelumnya, yaitu 3,554. Meskipun begitu, pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus 2021 lalu telah mengakibatkan ketidakstabilan, ancaman terorisme, dan kekerasan yang meluas di negara itu.
2. Yaman
Yaman tengah menghadapi krisis kemanusiaan yang besar. Selama lebih dari enam tahun, perang telah menghilangkan tempat tinggal 4,3 juta orang. Tak hanya itu, kelaparan dan penyakit yang diderita oleh sekitar 14 juta orang semakin memperburuk kondisinya. Adapun skor indeks perdamaian Yaman sebesar 3,35.
3. Suriah
Perang saudara di Suriah yang berlangsung sejak 2011 telah menimbulkan situasi yang rumit. Gencatan senjata di negara itu menghancurkan bangunan dan jalan. Dengan skor sebesar 3,221, penduduk Suriah harus berjuang dalam menghadapi kekurangan air bersih, makanan, pendidikan, dan layanan kesehatan.
4. Sudan Selatan
Sejak 2011, Sudah Selatan memutuskan untuk memisahkan diri dari Sudan. Akibatnya, negara di kawasan Afrika Sub-Sahara itu tengah bergelut dengan berbagai tantangan sulit, termasuk persoalan ekonomi. IEP pun memberi skor indeks perdamaian sebesar 3,214 kepada Sudan Selatan.
5. Republik Demokratik Kongo
Dengan skor sebesar 3,214, Republik Demokratik Kongo masuk dalam daftar negara paling tidak aman di dunia. Kerusuhan politik dan kemiskinan menjadi makanan sehari-hari bagi penduduk setempat. Imbasnya, kejahatan, termasuk perampokan, penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan pun merajalela.
6. Rusia
Dengan skor sebesar 3,142, Rusia dianggap berbahaya karena tengah berkonflik dengan Ukraina. Atas tindakannya, negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu mendapatkan sanksi berupa embargo perdagangan. Warga Rusia pun kesulitan untuk membeli atau menjual barang ke negara lain.
7. Ukrania
Invasi Rusia pada Februari 2022 lalu memaksa jutaan orang meninggalkan Ukraina. Dampak perang itu juga menyebar ke seluruh dunia, terutama memengaruhi ketersediaan pangan dan pasokan energi. Akibat ketidakstabilan politik tersebut, Ukraina meraih skor indeks perdamaian sebesar 3,043.
8. Somalia
Selama bertahun-tahun, Somalia bergulat dengan perang saudara, sehingga negara itu meraih skor indeks perdamaian sebesar 3,036. Kelompok Al-Shabaab yang berkaitan dengan Al-Qaeda tak segan menyerang warga sipil di Somalia. Selain itu, pembajakan di lautan, kemiskinan dan kelaparan, serta pemerintahan yang lemah semakin memperburuk keadaan.
9. Sudan
Sudan telah mengalami berbagai permasalahan internal, seperti kudeta dan pergantian pemimpin. Laporan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), pengangguran, dan inflasi menjadi beberapa faktor penyumbang terhadap tingginya skor indeks perdamaian di negara itu, yaitu 3,023.
10. Irak
Irak dianggap sebagai salah satu negara paling tidak aman di dunia, dengan skor indeks perdamaian sebesar 3,006. Kombinasi faktor politik, sosial, dan sejarah, termasuk Perang Iran-Irak pada 1980-an, Perang Teluk pada awal 1990-an, serta invasi Amerika Serikat pada 2003 menyebabkan kerusakan yang meluas ke berbagai hal di Irak.