Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pemilu 2024 Semua Curang, Mohon Maaf Bos

 

Anggota DPR Fraksi NasDem, Irma Suryani tak menampik adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan partai politik (parpol) selama masa Pemilu 2024. Sebagai calon anggota legislatif (caleg), dia pun mengakui menjadi bagian dari kotornya demokrasi di Indonesia.

"Soal kecurangan-kecurangan yang ada, saya buka. Saya pelaku, saya adalah caleg, saya harus Keluarkan uang sekian miliar (rupiah) untuk bisa duduk," ucapnya dalam election talk yang digelar di Universitas Indonesia (UI), Kamis 7 Maret 2024.

"Kita mau cari solusi kan hari ini, bagaimana election kita ke depan ini harus lebih baik, kan itu intinya. Kalau itu yang mau kita lakukan, perbaiki partai politik kita," ujar Irma Suryani menambahkan.

Agar bisa mengubah Pemilu di Indonesia menjadi lebih baik, dia pun menekankan agar masyarakat tidak memilih calon anggota legislatif (caleg) dari oligarki. Jangan sampai pengusaha kotor dan caleg dengan catatan kriminal justru terpilih menjadi anggota DPR.

"Jangan pilih calon-calon anggota dewan yang dari oligarki politik, jangan endorse pengusaha-pengusaha kotor untuk masuk di parlemen. Jangan endorse peleceh seksual, pecandu narkoba, koruptor, masuk semua. Kenapa? semua karena mengejar elektoral 4 persen. Siapa pun yang bisa bawa kursi, silakan masuk, asal bisa bawa kursi. Itu yang merusak," tutur Irma Suryani.

Pemilu 2024 Semua Curang

Irma Suryani pun mencontohkan praktik kecurangan yang dilakukan partai politik pada Pemilu 2024. Apalagi, bagi mereka yang memiliki kader dengan posisi strategis di Pemerintahan Daerah.

"Di Dapil saya hari ini kalau dikatakan Pemilu ini curang, semua partai politik curang. Kenapa? Enggak ada yang enggak curang bos," katanya.

"PDIP punya Bupati, NasDem punya Bupati, PAN punya Bupati, semua partai politik punya Bupati, dan mereka semua bisa nunjuk KPPS kok. KPPS itu membela partainya masing-masing semua, mohon maaf Bos ya," ujarnya.

"Itu fakta, semua KPPS itu ditunjuk oleh Bupati, ditunjuk oleh Camat. Maka kemudian yang dilakukan apa? Ya perintah bosnya, perintah yang nunjuknya," ucap Irma Suryani menambahkan.

Dia kemudian menyinggung besarnya bayaran yang didapat oleh komisioner KPU. Di tingkat Kabupaten saja, mereka bisa mendapatkan hingga Rp500 juta.

"Kalau semua seperti itu terus kita mau ngomong pemerintah saja yang mau kita salahkan, gak bisa Bos. Salah semua," tutur Irma Suryani.

"Jokowi bisa sekuat ini kenapa? karena partai politiknya korup, karena partai politiknya bisa disogok, karena partai politiknya bisa dikuasai. Makanya jadi hebat Coba kalau partai politiknya enggak pragmatis, coba kalau partai politiknya enggak korup, enggak bakal bisa digenggem sama Jokowi. Siapa dia?" katanya menambahkan.

Meski bukan sepenuhnya salah Jokowi, Irma Suryani menegaskan bahwa apa yang dilakukan Jokowi tetap harus dihentikan. Pemerintahan Indonesia harus dibenahi, jangan sampai Jokowi bisa semena-mena karena kekuasaan yang dimilikinya.

"Ini negara harus benar, harus kita lawan juga, tapi bersihin dulu dong partai politiknya. Partai politiknya benerin dulu," ucapnya.

Parpol Kita Kotor

Irma Suryani secara blak-blakan menyampaikan kritik terhadap partai politik di Tanah Air. Menurutnya, penyebab terbesar situasi politik dan pemerintahan Indonesia saat ini kacau adalah karena partai politiknya yang 'kotor'.

"Siapa yang salah dalam carut-marut politik kita hari ini, siapa yang bersalah? Jokowi salah, partai politik lebih salah lagi," ucapnya.

"Partai politik yang menjadi akar permasalahan seluruh kericuhan yang ada di negeri ini. Kenapa? pragmatis, enggak ada yang enggak pragmatis," ujar Irma Suryani menambahkan.

Irma Suryani pun menegaskan bahwa semua partai politik tidaklah bersih. Apalagi, mereka yang menjadi bagian dari koalisi.

Dia kemudian menyinggung partai Golkar yang sampai saat ini tidak pernah menjadi oposisi. Partai berlambang pohon beringin itu tampak 'main aman' dengan berada di dalam kubu pemerintah.

Begitu juga dengan PDIP. Menurut Irma Suryani, partai berlambang banteng itu sangat bagus ketika menjadi oposisi, tetapi melempem kala menjadi pemenang.

"Semua partai politik korupsi, betul enggak? Kita enggak usah tutup-tutupin itu. Golkar pernah enggak jadi oposisi? enggak pernah, di dalam terus kok, maunya aman-aman aja," tuturnya.

"PDIP ini bagusnya jadi oposisi, tapi ketika dia menang dia enggak bagus. Karena ketika dia menang, dia diam seperti kura-kura. Tapi ketika dia kalah, baru dia betul-betul jadi wong cilik. Itu pendapat saya," kata Irma Suryani menambahkan.***

Sumber Berita / Artikel Asli : pikiran rakyat

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved