Kabirokom dan pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi data terbaru kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Berdasarkan data terbaru, sebanyak 94 petugas KPPS meninggal dunia.
Menurut Nadia, 15-20% petugas KPPS yang meninggal dunia memiliki risiko tinggi. Mayoritas adalah mereka yang berusia 55 tahun dan memiliki penyakit penyerta, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan riwayat stroke.
"Proses screening yang kita lakukan pada pemilu kali ini lebih ke upaya prefentif, menjaga kesehatan," kata Siti Nadia Tarmizi dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Rabu, 21 Februari 2024.
Nadia menjelaskan bahwa sebagian besar rumah sakit dan puskesmas tempat dilakukan pemeriksaan awal petugas KPPS, umur menjadi hal utama yang diperhatikan. Sebab, petugas yang memiliki umur lebih dari 55 tahun memiliki risiko kematian sangat tinggi.
"Screening ditujukan untuk mengetahui penyakitnya dan melakukan penanganan," ujar Nadia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga melakukan evaluasi terhadap proses screening kesehatan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Pemilu 2024. Menurut Kemenkes, screening yang dilakukan setelah pendaftaran dinilai kurang tepat.
"TPS kan ada 823 ribu, kalau fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan dan Pemda ada 10 ribu di level kecamatan, bisa enggak misalnya satu puskesmas di kecamatan meng-cover TPS di kecamatan itu. Sehingga untuk yang beresiko tinggi seenggaknya bisa didatangi, dicek," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, baru-baru ini.
Meskipun angkanya turun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tetap mengevaluasi proses screening kesehatan yang dilakukan KPU RI. Ia meminta agar proses pemeriksaan kesehatan harus dilakukan sebelum melakukan pendaftaran petugas KPPS.
