Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING NEWS] Israel Sebarkan Peta Evakuasi Gaza yang Bisa Diakses dengan QR Code, Pakar Sebut Tidak Berguna

 Israel Sebarkan Peta Evakuasi Gaza yang Bisa Diakses dengan QR Code, Pakar Sebut Tidak BergunaIsrael baru-baru ini membagikan peta online yang membagi Jalur Gaza menjadi ratusan zona.

Peta itu disebut-sebut sebagai panduan untuk mengarahkan penduduk ke daerah yang aman.

Namun, peta tersebut diragukan oleh badan bantuan internasional dan orang-orang di Gaza.

Mereka mengatakan peta tersebut tidak akurat dan tidak berguna, karena harus diakses dengan internet di wilayah di mana warganya mencari tempat tinggal saja sulit.

“Peta tersebut tidak dapat digunakan karena komunikasi di sini sangat buruk,” ujar Mohammad Ghalayini (44), yang tinggal di kota Khan Younis, kepada NBC News.

Ghalayini sudah berpindah sebanyak lima kali selama konflik saat ini.

Baca juga: Israel Sebarkan Selebaran untuk Warga Gaza: Segera Mengungsi dan Pergi ke Rafah

Ia meninggalkan Kota Gaza di utara menuju Khan Younis di selatan.

Tetapi kini tank dan pasukan Israel menargetkan kota tempat ia mengevakuasi diri, tempat ia mencari perlindungan.

Ghalayini mengatakan ia menganggap peta yang beresolusi rendah itu lebih merupakan upaya untuk membentuk citra internasional daripada keselamatan warga Gaza sendiri.

“Peta itu adalah bentuk pencitraan yang tidak benar-benar memberi perlindungan warga sipil,” kata Ghalayini, yang pernah bekerja sebagai ilmuwan kualitas udara sebelum konflik.

"Tujuannya agar politisi AS berpikir bahwa Israel sudah berusaha melindungi warga sipil," tambahnya.

Gedung Putih Amerika Serikat memang menjadi salah satu pihak yang paling keras mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil di Gaza.

Hampir 16.000 orang telah terbunuh sejak perang dimulai, sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Pemerintah dan militer Israel mengaku mereka hanya menargetkan Hamas, yang melakukan serangan pada 7 Oktober.

Peta Diakses dengan QR Code

Pada hari Jumat (1/12/2023), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menerbitkan peta online yang menunjukkan Gaza terbagi menjadi lebih dari 600 zona, beberapa di antaranya berukuran tidak lebih dari satu atau dua blok.

Baca Juga

Peta itu sendiri tidak berisi informasi interaktif apa pun.

Namun militer Israel mengatakan bahwa warga Gaza harus melakukan konfirmasi lagi di akun IDF tentang zona mana yang harus mereka evakuasi.

Konfirmasi seperti itu memerlukan daya dan akses internet yang cukup untuk mengakses peta.

Selain itu, warga Palestina yang terkena bombardir besar-besaran juga harus bisa mengikuti perkembangan media sosial.

Dan pada hari Senin (4/12/2023), juru bicara IDF dalam bahasa Arab, Avichay Adraee, mengatakan di Twitter:

"Kami mengundang Anda untuk pindah dari beberapa lingkungan yang diberi nomor ini."

Militer Israel juga menjatuhkan selebaran berisi kode QR yang terhubung dengan peta tersebut.

“Peta tersebut dibagi menjadi beberapa nomor lingkungan, yang menunjukkan ke mana warga sipil di wilayah tertentu harus pergi untuk menghindari baku tembak,” kata juru bicara IDF Daniel Hagari pada konferensi pers hari Senin.

“Kami menyerukan organisasi internasional di Gaza untuk membantu kami dalam upaya ini. Peta ini dapat membantu menyelamatkan nyawa.”

"Tidak Ada Tempat yang Aman"

Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel dibawa ke rumah sakit Nasser di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2023.  

Beberapa kelompok di seluruh dunia tidak setuju dengan efektivitas peta tersebut.

Ketika ditanya apakah peta Israel itu berguna, Juliette Touma, direktur komunikasi badan bantuan Palestina di PBB, memberikan penolakan tegas.

“Tidak ada tempat yang aman di seluruh Jalur Gaza termasuk wilayah selatan,” katanya kepada NBC News melalui email.

“Selama perang ini, tidak ada infrastruktur atau fasilitas sipil yang selamat, termasuk rumah sakit, fasilitas medis, sekolah, dan tempat penampungan PBB.”

Pejabat senior PBB lainnya, juru bicara UNICEF James Elder, mengatakan pada konferensi pers melalui tautan video pada hari Selasa (5/12/2023) bahwa zona aman seperti itu tidak ilmiah, tidak rasional, tidak mungkin ada.

Badan amal Bantuan Medis untuk Palestina yang berbasis di London mengunggah di media sosial bahwa peta tersebut membuat orang bertanya-tanya kotak (area) mana yang akan menyelamatkan nyawa mereka.

Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved