Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Inilah Kota Basis Penganut Agama Yahudi Terbesar di Indonesia Yang Jarang Dikenal Orang

 Inilah Kota Basis Penganut Agama Yahudi Terbesar di Indonesia Yang Jarang Dikenal Orang

Agama Yahudi adalah agama asli bangsa Yahudi, yang mencakup seluruh tradisi, keagamaan, maupun hukum bangsa Yahudi.

Pada tahun 2021, jumlah penduduk agama Yahudi di dunia mencapai 14,7 juta jiwa (0,2 persen dari penduduk dunia).

Hampir setengah populasi agama Yahudi di dunia ini hidup di negara Israel, dengan jumlah mencapai 6,9 juta jiwa (73 persen dari penduduknya) atau agama mayoritas di Israel.

Israel menjadi agama satu-satunya di dunia yang mayoritas penduduknya beragama Yahudi, disusul Amerika Serikat 5,7 juta jiwa (2 persen dari penduduk). Dan Prancis dengan jumlah 450 ribu jiwa (1 persen dari penduduk).

Di Indonesia sendiri, agama Yahudi sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Jumlah penduduk bangsa Yahudi mencapai 5000 jiwa.

Dari 5000 jiwa penduduk keturunan Yahudi di Indonesia ini, 10 persen di antaranya menganut agama Yahudi atau sekitar 500 jiwa. 90 persen keturunan Yahudi lainnya menganut agama Kristen dan Islam.

Untuk itu dirangkum dari Youtube Angka & Data Channel, berikut ini 3 kota penganut agama Yahudi terbesar di Indonesia.

Surabaya

Surabaya menjadi kota basis penganut agama Yahudi terbesar ke 3 Indonesia dengan jumlah penganut agama Yahudi mencapai 20 jiwa pada tahun 2021.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, terdapat ratusan penduduk berlatar belakang Yahudi yang hidup di Surabaya.

Mereka berstatus sebagai pegawai pemerintahan, tentara dan saudagar. Bahkan, beberapa peneliti memperkirakan sebanyak 500 keturunan Yahudi pernah menetap di Surabaya.

"Jumlah itu terus menurun seiring memilih Jepang yang ditawari Jerman di bawah partai Nazi. Pada tahun 1948, komoditas Yahudi Surabaya membeli sebuah rumah yang kemudian diubah menjadi simbol Sinagoga tempat beribadah agama Yahudi," ujar narator video yang dikutip pada Sabtu 4 November 2023 .

Selama beberapa tahun, Sinagoga bergaya arsitektur Belanda dengan nama Sinagoga Beth Hasyem, Surabaya ini menjadi tempat berkumpulnya para penganut Yahudi di Surabaya.

Akan tetapi pada tahun 2013, sekolompok ormas melakukan aksi unjuk rasa di depan Sinagoga ini, sebagai protes serangan Israel ke Palestina. Bangunan ini ditutup lalu dihancurkan oleh pihak swasta dan membangun hotel 17 lantai di lahan bekas Sinagoga tersebut, ujarnya .

Manado

Penganut agama Yahudi sebenarnya tidak tinggal di kota Manado. Tetapi sebagian besar mereka hidup di Kabupaten Minahasa yang bersinggungan langsung dengan kota Manado.

Di ibu kota Kabupaten Minahasa yaitu Tondano berdiri sebuah Sinagoga yang bernama Sha'ar Hashamayim. Sinagoga ini menjadi satu-satunya tempat agama Yahudi yang berdiri di Indonesia sampai saat ini.

Sebelumnya terdapa 2 Sinagoga, namun Sinagoga di Surabaya sudah beralih fungsi. Kehadiran penganut agama Yahudi di Sulawesi Utara sangat diterima.

Masyarakat Sulawesi Utara khususnya tanah Minahasa sangat menyambut baik keragaman beragama termasuk agama Yahudi.

Bahkan pemerintah di kabupaten Minahasa Utara juga membangun sebuah menara sebagai simbol agama Yahudi yang juga diakui oleh agama Kristen. Menara ini bernama Menara Kaki Dian dan dibangun sejak tahun 2015, katanya .

Selain itu, terdapat juga museum Yahudi bernama Holacaust yang berada di Tondano.

Di Kabupaten Minahasa sendiri jumlah penganut Yahudi mencapai hampir 100 jiwa penganut, dengan 33 kepala keluarga. Dan menjadi daerah penganut Yahudi terbesar ke 2 di Indonesia.

Jakarta

Sebagai pusat bisnis Indonesia, Jakarta menjadi salah satu tempat berkumpulnya para penduduk dari berlatar belakang, termasuk komunitas penganut agama Yahudi.

Jumlah penganut agama Yahudi di Jakarta mencapai kurang lebih 100 orang. Akan tetapi komunitas agama Yahudi di Jakarta sampai saat ini belum memiliki Sinagoga.

“Biasanya mereka beribadah dari rumah ke rumah dalam satu komunitas,” ujarnya.

Komunitas penganut agama Yahudi di Jakarta sebenarnya sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Saat itu ada sekitar 20 kepala keluarga Yahudi di Batavia yang merupakan keturunan Belanda dan Jerman.

Namun, jumlahnya terus menurun. Adapun jumlah penganut Yahudi di Jakarta juga mengalami masalah administrasi, dalam pengurusan KTP.

Sumber Berita / Artikel Asli : hops

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved