Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Cerita Yahudi Ashkenazi Merasa Dibohongi soal Zionis-Ide Negara Israel

Cerita Yahudi Ashkenazi di Eropa merasa dibohongi oleh pemimpin agama, anggota keluarga, dan orang tua mereka terkait gagasan soal pembentukan negara Israel.Sejumlah warga keturunan Yahudi Ashkenazi di Eropa hingga Amerika merasa dibohongi oleh pemimpin agama, anggota keluarga, dan orang tua mereka terkait gagasan soal pembentukan negara Israel.

Seorang penulis Yahudi Ashkenazi anti-Zionis Amerika yang tinggal di Belanda, Amanda Gelender berusaha menyuarakan kisahnya.

Ashkenazi disebut sebagai sub-bangsa Yahudi yang mencetuskan pendirian negara Israel dengan gagasan Zionisme. 

Gelender hidup dengan rasa cinta mendalam terhadap budaya Yahudinya. Gelender merupakan seorang Yahudi berkulit putih dari kota California. Sejak kecil, Gelender diajari untuk bangga akan warisan kebudayaan kuno.

Gelender merasa terberkati dengan pembelajaran Taurat, pelayanan masyarakat, doa, makanan, dan musik yang diajarkan. 

Dilansir dari TRT World, pemahaman yang ditanamkan adalah setelah kehancuran akibat Holocaust, orang-orang Yahudi membutuhkan tempat aman, dan orang-orang Yahudi dengan baik hati menghadiahkan tanah air yang sah, yaitu Israel.

Tanah yang diberikan berupa gurun kosong dan tandus. Slogan yang selalu digaungkan adalah "tanah tanpa rakyat untuk rakyat tanpa tanah".

Jenis Zionisme inilah yang terkenang dalam imajinasi kaum muda Yahudi Ashkenazi di Amerika pasca-Perang Dunia II.

Israel digambarkan sebagai negara tidak bersalah dan berharga yang penting untuk mendapat perlindungan.

Propaganda diciptakan bagi generasi muda Yahudi untuk mau berinvestasi kepada fantasi kolonial terkait pemukiman Israel. Gelender diajarkan oleh orang tuanya untuk berkontribusi dan memberikan sumbangan koin untuk pembangunan Israel.

Bentuk investasi yang lebih besar terdapat dalam propaganda wisata "perjalanan hak sulung". Program wisata ini didanai oleh negara dan pihak swasta untuk orang Yahudi mengunjungi tanah airnya, Israel.

Orang-orang Yahudi difasilitasi dengan perjalanan wisata selama 10 hari untuk membentuk relasi dan bertemu pasangan di Israel. Organisasi-organisasi di sana bahkan mendorong pasangan untuk berbulan madu, melahirkan keturunan, dan menetap di Israel.

Bermigrasi dan menetap di Palestina selalu ditekankan sebagai sesuatu yang indah serta mulia karena menyatukan kembali warisan Yahudi. Hal ini juga mendorong penyebaran lebih dari setengah juta penduduk ke wilayah Tepi Barat, pemukiman legal menurut hukum internasional.

Doktrinisasi dan propaganda tidak hanya menyasar segmen tertentu dalam komunitas Yahudi, tetapi sudah menyebar secara global di setiap sinagoga lembaga budaya Yahudi.

Dilansir dari Britannica, sinagoga dalam Yudaisme berarti rumah ibadat komunitas yang berfungsi untuk tempat ibadah liturgi, berkumpul, dan belajar.

Di sinagoga tempat Gelender tumbuh dewasa, hari raya Yahudi kuno seperti Paskah digabung dengan Hari Kemerdekaan Israel yang menandai juga peristiwa Nakba.

Budaya dan agama Yudaisme yang telah berusia ribuan tahun berhasil disusupi oleh proyek Zionis selama 75 tahun. Proyek Zionis menyelipkan identitas Israel kepada setiap aspek kehidupan Yahudi Amerika. 

Masyarakat Yahudi tidak diberi ruang dan akses untuk melontarkan pertentangan dengan anti-Zionis.

Keyakinan yang selama ini diketahui oleh Gelender adalah Palestina dalam bentuk apapun sebagai anti-Semit, mengancam, dan orang yang menentang Israel tidak memahami penderitaan orang Yahudi.

Namun kini kenyataan yang ia lihat adalah pertumpahan darah terus menerus terhadap warga Palestina akibat agresi Israel yang tak bisa ia bayangkan.

Sumber Berita / Artikel Asli : CNN Indonesia

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved