Prof. Salim Haji Said memaparkan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) memanfaatkan kekuasaan Presiden Soekarno sebagai alat untuk berlindung guna menindas umat Islam di Indonesia.
“Sebelum Gestapu, PKI itu menjadikan Presiden Soekarno sebagai pelindung untuk menindas umat Islam,” ucap Guru Besar Universitas Pertahanan Ini melalui video yang diunggah akun Twitter @RomitsuT.
Hal tersebut kata Prof. Salim Haji Said, dapat dibuktikan dengan momen dimasukkannya sejumlah tokoh Islam ke dalam jeruji besi.
Diantara tokoh Islam itu terdapat nama Sutan Sjahrir. Kemudian mereka dibebaskan dari penjara di saat Presiden Soeharto berkuasa.
“Sejumlah tokoh Islam dipenjara. Orang seperti Sutan Sjahrir itu dipenjara karena dia musuhnya PKI. Kemudian ia dibebaskan dari penjara oleh pemerintah Presiden Soeharto,” ungkap Prof. Salim Haji Said.
Menurut Prof. Salim Haji Said, momen tersebut menimbulkan perasaan takut dan trauma umat Islam kepada PKI.
Di samping itu, Prof. Salim Haji Said menduga jika anak keturunan PKI tersebut diam-diam sudah masuk ke dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Prof. Salim Haji Said menyebut jika mereka menjadikan PDIP sebagai alat guna memakai ‘tangan’ pemerintah untuk membalaskan dendam politik PKI kepada umat Islam.
“Ini membuat umat Islam menjadi ketakutan. Jangan sampai PKI itu diam-diam masuk ke dalam tubuh PDIP dan gunakan ‘tangan’ pemerintah untuk menindas umat Islam,” imbuh Prof. Salim Haji Said.
Selain itu, Prof. Salim Haji Said juga menyinggung nama Ribka Ciptaning. Ia merupakan seorang penulis buku “Bangga Menjadi Anak PKI”.
Prof. Salim Haji Said mengungkapkan bahwa Ribka Ciptaning merupakan salah satu pengurus PDIP.
“Pernah denger yang namanya Ribka Ciptaning? Dia itu pernah menulis buku ‘Bangga Menjadi Anak PKI’. Seperti yang sudah diketahui dia itu pengurus PDIP,” tutur Prof. Salim Haji Said.
“Selain itu, dia juga (Ribka Ciptaning) pernah menyebutkan kalau di PDIP itu terdapat sejumlah anak PKI,” sambungnya.
Menurut Prof. Salim Haji Said, keberadaan mereka di PDIP bukan ditujukan untuk mengaktifkan kembali PKI, melainkan hanya ingin balas dendam ke umat Islam.
“Mereka tidak ingin menghidupkan kembali PKI, tapi mereka bisa pakai ‘tangan’ pemerintah itu untuk membalaskan dendam politiknya kepada umat Islam,” jelas Prof. Salim Haji Said.
“Umat Islam tidak takut sama kebangkitan PKI. Seperti yang sudah diketahui, partai (PKI) itu sudah bangkrut dan habis (kejayaannya),” tandasnya.