Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan bahwa bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan ditawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Pasalnya Jokowi tidak bisa memperkarakan Anies Baswedan karena tidak mempunyai kasus di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau lembaga lainnya, sedangkan untuk Cak Imin masih bisa.
"Lalu Jokowi berpikir lagi oke supaya Anies nggak jadi presiden, ada sprindik (surat perintah penyidikan) di Anies nggak ada, ada sprindik di Cak Imin ada," ucapnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube Rocky Gering Official, Jumat (1/9).
Rocky mengatakan Cak Imin masih mempunyai kasus kardus durian atau kasus suap pengucuran dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2011 lalu.
Jika kasus tersebut sampai keluar sebelum hari pencoblosan, maka Anies dipastikan akan gagal menjadi presiden. "Bayangkan misalnya dua hari sebelum pencoblosan sprindik keluar pada Cak Imin soal kardus segala macam masih ada di KPK, udah gagalah Anies kan, jadi kita musti hitung sampai di situ kira-kira," bebernya.
Menurutnya, Jokowi harus memastikan pengendaliannya maksimal agar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto atau bakal capres PDIP Ganjar Pranowo memenangkan Pilpres 2024.
"Karena Jokowi tetap ingin bahwa pengendalian dia harus maksimal, entah pada Ganjar atau pada Prabowo, jadi tetap di otak Jokowi 'Ganjar atau Prabowo', Anies itu nggak mungkin," ujarnya.
Sehingga Jokowi menggunakan Cak Imin untuk menawan Anies agar Ganjar atau Prabowo tak terkejar. "Kalau Anies mulai mengejar Ganjar dan apalagi mengejar Prabowo maka musti dibatalkan. Jadi sebetulnya Anies ditawan oleh Jokowi melalui Cak Imin," tandasnya.