Terungkap penyebab demonstran bakar Kantor Bupati Pohuwato dan kantor DPRD, Kamis (21/9/2023).
Massa mengamuk dan membakar kantor bupati setelah datangi Pani Gold Project (PGP) Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Pohuwato, Gorontalo.
Massa juga mendatangi kantor PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS).
Perusahaan tersebut bergerak di bidang pertambangan emas.
Mereka meluapkan kekecewaannya dengan merusak kantor dan fasilitas operasional tambang setempat.
Di kantor PETS, tak satupun perwakilan yang berhasil ditemui massa.
Demonstran kemudian pergi menuju Kantor Bupati Pohuwato dengan pengawalan ketat ratusan aparat kepolisian.
Di kantor bupati, demonstran menyampaikan protes.
Setelah itu, mereka membakar fasilitas di lobi kantor Bupati Pohuwato.
Aparat kepolisian kewalahan menghalau massa yang sudah menyerang.
Setelah puas, demonstran lalu menuju kantor DPRD Kabupaten Pohuwato.
Mereka kemudian menghancurkan sejumlah fasilitas yang ada di gedung wakil rakyat.
Para demonstran mengaku kecewa atas ketidakjelasan pembayaran lahannya.
Padahal, lahan demonstran sedang dikuasai perusahaan.
Ada dua kelompok massa yang bergerak, yakni Forum persatuan ahli waris IUP OP 316 dan ahli waris penambang Pohuwato.
Dalam tuntutannya, mereka meminta perusahaan mengembalikan lokasi warisan leluhur masyarakat penambang Pohuwato.
Mereka juga mendesak PGP menghentikan aktivitas penambangan serta meyelesaikan ganti rugi lahan yang menjadi hak-hak penambang.
Sebelumnya Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga berjanji akan turut menyelesaikan permasalahan hak penambang kepada perusahaan tambang emas.
Namun hingga kini persoalan tambang tersebut belum kunjung selesai.
Aksi sempat berjalan damai
Demonstrasi membakar kantor perusahaan tambang Pohuwato, PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PT PETS), Kamis (21/9/2023).
Massa aksi yang berasal dari berbagai elemen masyarakat Pohuwato, Gorontalo, aksi demonstrasi kantor PT PETS.
Mereka menuntut perusahaan tambang tersebut untuk menghentikan aktivitasnya karena dinilai telah merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.
Aksi demonstrasi yang awalnya berjalan damai, kemudian berubah menjadi anarkis.
Massa aksi mulai melempari kantor PT PETS dengan batu dan kayu.
Tak lama kemudian, massa aksi berhasil membakar kantor tersebut.
Akibat kebakaran tersebut, kantor PT PETS mengalami kerusakan yang cukup parah.
Aktivitas perusahaan tambang tersebut juga terpaksa dihentikan sementara.
Massa aksi demonstrasi membakar kantor PT PETS karena memiliki sejumlah tuntutan, antara lain:
Meminta perusahaan tambang untuk menghentikan aktivitasnya karena dinilai telah merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.
Meminta perusahaan tambang untuk memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang terdampak aktivitas tambang.
Meminta pemerintah daerah untuk mengawasi aktivitas perusahaan tambang agar tidak merugikan masyarakat.
Kebakaran kantor PT PETS merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap perusahaan tambang.
Masyarakat menilai bahwa perusahaan tambang telah mengabaikan dampak negatif dari aktivitasnya.(*)