Politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menilai pernyataan pengamat politik dan Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno yang memprediksi kalau koalisi pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) akan bubar di tengah jalan dan melebur untuk masuk di koalisi Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.
PKS sebagai partai yang baru saja mendeklarasikan dukungan terhadap AMIN, tak setuju jika akan bubar di tengah jalan, seperti yang diprediksi Anies.
Menurutnya, dari 3 kandidat capres saat ini, baru Anies yang sudah jelas punya cawapres.
"Boss, di antara 3 kandidat capres yang sudah jelas cawapresnya itu, baru Anies-Muhaimin. Kok anda mau sebut bubar?," kata Tifatul.
Ia menyindir, dan geram menilai analisa Adi yang seharusnya didasari fakta dan data, jangan sampai analisanya ngawur dan hanya menebar dugaan-dugaan yang tak sesuai kaidah fakta.
"Analisa itu mesti didasari fakta dan data, lalu korelasinya bagaimana. Kalau cuma dugaan, kiralogi, itu analisa nomor togel, bro," tandasnya.
Sebelumnya, Adi menilai pasangan AMIN bisa bubar di tengah jalan jika ada skenario kalau Pilpres hanya diikuti oleh dua pasangan calon.
"Kalau dua poros, Ganjar dengan Prabowo, AMIN itu enggak mungkin. Kalau Ganjar head to head dengan Prabowo, AMIN bubar jalan," katanya.
Dia menilai Muhaimin adalah politikus yang susah dipegang komitmennya untuk itu, kejadian PKB gabung dengan Nasdem termasuk peristiwa mengagetkan.
"Muhaimin ini tipikal politisi yang suka lompat-lompat, siapa sangka bisa terjebak cinta satu malam antara PKB dan Nasdem," tandasnya.