Pengamat politik Refly Harun mengungkapkan penyebab NasDem tidak tegas menjadikan Yenny Wahid atau Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai cawapres Anies Baswedan.
Hal ini diungkapkan Refly Harun ketika membahas Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang langsung percaya diri saat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergabung untuk mendukung Anies Baswedan.
Refly Harun mengatakan bergabungnya PKB untuk mengusung Anies Baswedan membuat NasDem telah memenuhi presidential threshold 20 persen tanpa harus menyertakan partai lain, seperti PKS dan Demokrat.
"Kenapa Surya Paloh langsung percaya diri begitu PKB setuju bergabung? karena dua partai ini tidak membutuhkan dukungan partai lain," ungkap ahli hukum tata negara itu.
"Dengan NasDem 59 kursi dan PKB 58 kursi, maka jumlah mereka 117, cukup karena 20 persen itu 115, karena itu Surya Paloh merasa percaya diri," sambungnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube Refly Harun, Jumat (1/9).
Lebih lanjut, NasDem sebelumnya ingin memajukan Yenny Wahid atau Khofifah menjadi cawapres Anies demi menolak Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kemarin ketika Ahmad Ali dan unsur-unsur NasDem lainnya menolak AHY baik dengan keras maupun dengan halus mereka masih menggadang-gadang misalnya Yenny Wahid kemudian juga Khofifah Indar Parawansa atau calon lainnya," ujar Refly.
Namun hal itu tidak disampaikan secara tegas oleh NasDem, karena Khofifah maupun Yenny Wahid tidak bisa membuat kursi NasDem bertambah, sehingga ambang batas untuk mendaftarkan capres dan cawapres tidak bisa dipenuhi jika PKS atau Demokrat tidak setuju.
"Tetapi mereka tidak firm, kenapa tidak firm, karena baik Yenny Wahid maupun Khofifah tidak membawa tambahan kursi atau kursi yang menentukan untuk lolosnya presidential threshold," tandasnya.