Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Cak Imin Bukan Kartu Mati Koalisi Perubahan! Pengamat Nilai Surya Paloh Melihat Ada Potensi Besar di Dalam Dirinya


 Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menilai ada potensi besar dari sosok Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dalam perebutan suara di Pilpres 2024. Ketum PKB itu dianggap bukan kartu mati untuk koalisi perubahan.

Hal tersebut dikatakan Pengamat Politik Unhas Makassar, Sukri Tamma. Sukri menyebut ketika NasDem dan Anies Baswedan memilih Cak Imin tentu dengan pertimbangan yang sangat matang.

"Tentu ada potensi besar yang ingin dilihat dan coba dimaksimalkan," ujar Sukri kepada fajar.co.id, Minggu (10/9/2023). 

Dibeberkan Sukri, pada posisi tersebut NasDem akan mencoba memaksimalkan posisi Cak Imin yang merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Selain itu, kata Sukri, Cak Imin juga merupakan Ketua Umum PKB dan warga Nahdliyyin yang diharapkan bisa menjadi pencari suara.

"Dalam konteks pemilih-pemilih warga Nahdliyyin. Terutama di wilayah Jawa Timur (Timur)," lanjutnya.

Atas potensi tersebut, lanjut Sukri, maka Anies memutuskan untuk menerima dan menggandeng Cak Imin sebagai pasangannya pada Pilpres 2024.

"Tidak mungkin Anies memilih dan meninggalkan barangkali yang lain, dalam hal ini Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), atau tidak memilih kader yang diusung PKS misalnya, tentu karena ada hitung-hitungannya," Sukri menuturkan.

Kemungkinan besar, tambah Sukri, NasDem melihat jauh lebih menguntungkan dalam tanda kutip memenangkan Pilpres dengan berkoalisi bersama PKB ketimbang Demokrat.

"Kalau kita menghitung itu, tentu paling tidak Anies atau NasDem di bawah Surya Paloh, melihat potensi suara PKB di sana, pemilih-pemilih tradisional, loyal plus PKB, bisa menjadi pencari suara di keluarga Nahdliyyin. Ini yang mungkin dilihat NasDem," ucapnya.

"Di samping itu juga tentu menghitung karena sejauh ini Partai lain juga belum menentukan pilihan, yang mungkin belum bisa dihitung betul kira-kira siapa yang bakal dipilih dan apakah bisa merepresentasi," sambung dia.

Sukri masih belum melihat pergerakan dari bakal Capres lainnya. Meskipun beberapa nama coba disimulasikan. Misalnya Prabowo dan Ganjar yang coba dicari kaitannya dengan NU.

"Misalnya warga Nahdliyyin itu tadi, karena kalau kita melihat wacana saat ini kan dalam tanda petik ada upaya untuk memperebutkan suara NU terutama di Jatim saat ini," tukasnya. 

Menurut Sukri, dalam pertimbangannya tentu bukan hanya pada poros NU yang diupayakan. Namun juga ada hal-hal lain yang perlu dipastikan.

"Barangkali juga termasuk misalnya mungkin, kalau kita lihat wacananya, Anies sudah bisa mengunci keikutsertaannya," tandasnya.

Sukri kemudian menyinggung bagaimana Partai Demokrat sebelum memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan. Dia banyak melakukan komunikasi dengan Partai lain.

"Kemarin Demokrat dianggap ada banyak komunikasi dengan Partai lain yang berpotensi dikhawatirkan pergi tiba-tiba kemudian bergabung dengan koalisi lain dan meninggalkan NasDem dan PKS," imbuhnya.

Tambahnya, tanpa satu Partai NasDem dan PKS tidak bisa melanjutkan perjalanan untuk meraih tiket Pilpres 2024. 

"Dengan kemudian mengamankan PKB, bagi NasDem dan Anies, itu sudah ada tiket menuju ke sana dan sisa menunggu waktu," kuncinya.

Sumber Berita / Artikel Asli : Fajar

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved