Kasus proyek mangkrak hingga fiktif juga banyak ditemukan di wilayah Sumatera Utara. Parahnya lagi, hal itu ditujukan untuk fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Data yang dihimpun menyebutkan, sederet proyek mangkrak atau fiktif di Sumatera Utara telah menjadi sorotan publik.
Hal tersebut terkuak setelah panitia khusus atau Pansus DPRD setempat, meminta pertanggungjawaban Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu.
Disitat dari YouTube kompas, menurut laporan Pansus DPRD, terdapat sederet proyek mangkrak mulai dari sekolah, rumah sakit, wisma atlet dan jalan provinsi.
Dalam laporan itu disebutkan, di antaranya soal mengkraknya pembangunan SMA Negeri 9 yang bernilai Rp 4,9 miliar.
Pembangunan sekolah itu hingga sekarang masih saja belum selesai. Masalah serupa juga menimpa SMK Kualuh Hulu di Labuhan Batu.
Sekolah tersebut sebenarnya sudah selesai dibangun, namun kenyataannya bangunan malah rusak, padahal belum pernah digunakan.
Selain sekolah, pembangunan Rumah Sakit Umum Indrapura yang sudah dihibahkan kepada pemerintah Batubara pun juga masih bermasalah.
Rumah sakit ini tak kunjung beroperasi sejak sudah selesai dibangun. Selain itu pengadaan aset rumah sakit senilai Rp 18 miliar juga sudah rusak, dan ada beberapa barang yang sudah hilang.
Proyek lain yang menjadi sorotan adalah pembangunan jalan provinsi dengan total anggaran Rp 2,7 triliun.
Proyek itu seharusnya mulai dikerjakan pada awal 2022 dan selesai pada 2023. Tapi hingga kini, banyak jalan provinsi yang masih rusak dan tidak tertangani.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengklaim, proyek jalan itu sudah berjalan 40 persen dengan menyerap anggaran Rp 1,12 triliun.
Namun Pemprov Sumut baru membayarkan sekitar Rp 119 miliar kepada kontraktor PT Waskita Karya.
Selain itu ada proyek wisma atlet dan stasiun sepak bola yang tidak bisa digunakan sampai sekarang.
Terkait laporan itu Edi pun akhirnya menyampaikan permohonan maaf dan juga menyampaikan klarifikasi atas beberapa proyek tersebut. (*)
