Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) telah mengumumkan peluncuran pengembangan distrik pusat kota baru di Riyadh. Wilayah itu bernama distrik New Murabba.
Salah satu monumen pentingnya adalah pembangunan Mukaab sebagai simbol baru di bagian tengahnya.
Struktur multi-guna akan berukuran 400 meter (1.312 kaki) baik tinggi, panjang, dan lebarnya.
The Mukaab akan terdiri dari lantai seluas 2 juta meter persegi. Ini akan terdiri dari hotel, unit perumahan, ruang komersial, dan fasilitas rekreasi.
Secara rinci akan ada 104.000 unit hunian, 9.000 kamar hotel, 980.000 meter persegi ruang ritel.
Ada pula 1,4 juta meter persegi ruang kantor, 620.000 meter persegi aset rekreasi, dan 1,8 juta meter persegi ruang yang didedikasikan untuk fasilitas komunitas.
Kota dalam kubus ini juga akan menampilkan ruang hijau untuk jalur berjalan kaki dan bersepeda untuk meningkatkan kualitas hidup, yang mendorong gaya hidup sehat. Sistem transportasi sendiri juga akan dibuat.
Ini terkait dengan Visi Saudi 2030, yang merupakan sebuah gambaran perekonomian baru Arab Saudi di tahun 2030.
Dalam visi itu,kerajaan menginginkan agar ketergantungan negara itu terhadap migas dikurangi dan sektor ekonomi terdiversifikasi.
Ini juga terjadi karena sejumlah ramalan soal mulai ditinggalkannya energi fosil, termasuk minyak yang jadi andalan Arab Saudi.
Minyak akan jadi salah satu yang paling mengalami penurunan permintaan terutama dari transportasi yang selama ini memberikan sumbangsih terbesar terhadap permintaan minyak dunia.
Peralihan ke energi terbarukan karena masalah emisi karbon dunia sehingga terjadi kesepakatan negara-negara untuk bersama-sama mengurangi emisi karbon.
Negara Arab Saudi adalah penyumbang emisi karbon terbesar kedua di daerah timur tengah setelah Iran.
Menurut IEA (The International Energy Agency), permintaan minyak akan turun hingga 104 juta barel per hari (mb/d) pada pertengahan 2030-an. Ini kemudian turun sangat sedikit hingga 2050.
Namun Mukaab ini kemudian mengundang kontroversi. Apa saja?
1.Bangunan Kubus seperti Ka'bah
Mukaab memicu kritikan karena kemiripan bangunan dengan Ka'bah, bangunan suci umat Islam di kota lain Arab Saudi, Mekkah. Ini memicu reaksi terhadap apa yang mungkin diharapkan oleh MBS.
"Bagi saya, saya hanya tahu Murraba mengacu pada Ka'bah," kata Direktur Democracy for the Arab World Now (DAWN) Abdullah Al-Aoudh dalam sebuah cuitan.
2.Disindir Agama Baru
Kritikan juga datang dari seorang komedian Mesir Adel Imam. Menyamakannya dengan bentuk Ka'bah, ia juga menyindir pembângunan Mukaab bak agama baru.
"Mereka mengikuti agama baru, apa yang harus kita lakukan?" ujarnya.
3.Kapitalisme
Arab Saudi selama ini dikenal sebagai negara yang konservatif dan menjunjung nilai-nilai Islam. Namun pembangunan ini membuat sejumlah pihak menilai pemerintah semakin kapitalis.
"Membangun 'Ka'bah baru' (mukaab) secara eksklusif dikhususkan untuk kapitalisme di deppen mata," kata reporter intercept Murtaza Hussain.
4.Tanda Kiamat?
Proyek ini juga dikaitkan sengam tanda kiamat oleh netizen. Ada yang menyebut pembangunan gedung pencakar langit merupakan salah satu tanda-tanda kiamat.
"Nabi Muhammad (SAW) mengatakan salah satu tanda kiamat adalah bahwa Anda akan melihat 'para gembala bersaing dalam membangun gedung-gedung tinggi," tulis pengguna Twitter @2015 Jmr seraya menggaitkan dengan unggahan PIF.
5.Tak Jelas Sumber Pendanaannya
Proyek Mukaab dipimpin oleh Perusahaan Pengembangan Murabba (NMDC). Dana yang dipakai berasal dari Dana Investasi Publik Saudi (PIF).
Namun mengutip Amwaj Media, PIF tidak mengungkapkan sumber pendanaan untuk membangun distrik pusat kota baru yang besar itu. Hal ini kemudian dipertanyakan sejumlah pihak.
6.Diyakini Tak Bakal Sukses
Para kritikus dilaporkan skeptis bahwa proyek mewah ini akan membuahkan hasil.
Meski ini dapat memberi manfaat dengan kemungkinan masuknya wisatawan, ini diyakini tidak dapat terjangkau bagi warga negara Arab Saudi rata -rata, karena biasanya pasti akan terlampau mahal.
7.Harus Bersaing dengan Dubai dan Doha
Sebenarnya bukan hanya Mukaa yang akan dibangun Arab Saudi. Tapi ada lima proyek ambisius lain.
Ini tujuannya sama. Yakni untuk mendatangkan banyak wisatawan global dan investasi ke Arab Saudi.
Pembangunan Mukaab, termasuk yang lainnya, kemudian dikaitkan dengan cara Arab Saudi memenangkan lomba melawan Dubai dan dan ibu kota Qatar, Doha, yang telah lebih dulu mencoba memposisikan diri sebagai pusat pariwisata dan investasi regional.
"Menjadi yang kedua dalam lomba selalu merupakan tempat yang sulit untuk memulai ketika Anda ingin menjadi pemimpin," kata Direktur Program Kebijakan Teluk dan Energi di The Washington Institute, Simon Henderson, dikutip CNN International.
"Mereka telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk tidak menarik pengunjung asing non-Muslim," tambahnya lagi.
8.Kampanye 'Buang Isu' Pelanggaran HAM
Hal ini kemudian dikaitkan dengan kampanye "narasi" baru Arab Saudi untuk menjauhkan diri dari stereotip pelanggaran HAM yang kerap diberitakan media Barat.
Beberapa kasus misalnya soal ketidaksetaraan lelaki dan perempuan, berbicara di depan umum, termasuk kasus kematian jurnalis Jamal Khasoggi.
"Dulu, Anda akan berdiskusi negatif tentang Arab Saudi yang berafiliasi dengan pelanggaran hak asasi manusia," kata peneliti di Institut Studi Timur Tengah King's College London, Andreas Krieg.
"Tapi sekarang mereka mencoba mendorong narasi baru untuk menjadi negara pembangunan dan negara yang dapat membangun kota-kota futuristik," ujarnya.